Minggu, 22 November 2009

PELANGI YANG HILANG. Bag. 2.

3 hari berlalu, Indra pun tetap tak bisa menjalani hidupnya seperti biasa. Sejak ayahnya dirawat di rumah sakit, ia berubah menjadi sosok yang pemurung, tak ceria seperti sebelumnya. Apalagi setelah mendengar kabar bahwa Yanti, kekasih yang dicintainya itu akan pindah ke Jakarta karena harus mengikuti ibunya yang akan dipersunting seorang pengusaha di kota metropolitan itu. Ia tak bisa membayangkan, betapa suramnya hidupnya kelak tanpa kehadiran Yanti di sisinya. Dulu mereka sempat mengucap janji sehidup semati dan disaksikan pelangi yang indah, tapi kebersamaanya dengan Yanti terasa sulit untuk dirasakan lagi oleh Indra.


Indra yang saat itu sedang kebingungan karna belum mampu membiayai perawatan ayahnya dirumah sakit, tiba-tiba ia sumringah setelah membaca poster di papan reklame yang ada di depan rumah sakit itu. Dalam iklan itu mengatakan akan ada kompetisi Band besar-besaran yang berhadiah cukup besar pula. Indra langsung menghubungi teman-temannya untuk segera mendaftar dalam event beken itu, dan grup band mereka berhasil di terima.


Dan saat yang ditunggu- tunggu Indra cs pun datang juga. Mereka tampil dengan performance yang keren, mereka sanggup membuat para penonton terpukau oleh penampilanya. Dan itu membuat grup band Indra menduduki pringkat kedua di ajang itu.


Tapi kejadian buruk terjadi setelah acara serah terima hadiah untuk para sang juara. Salah satu grup band yang telah kalah waktu itu, memprotes keputusan dewan juri. Mereka mengamuk dan membuat keributan besar di atas panggung. Yang lebih sadis lagi, ada seorang personel grup band itu yang memukuli Indra hingga ia babak belur, dan melempar stick pemukul drum tepat ke wajah Indra dan mengenai kedua mata Indra dengan kerasnya. Al hasil organ mata Indra rusak dan membuatny pingsan, untung ia langsung dilarikan ke rumah sakit. Peristiwa itu membuat Indra koma selama beberapa hari.


Sudah hampir seminggu indra terbaring tak berdaya dirumah sakit. Dan setelah siuman, terdengar satu kata terucap dari bibir Indra.. ''Yanti''.. ucapan Indra lirih terdengar memanggil nama kekasihnya. Tak lama kemudian, ia tersadar, ''dimana saya'' tanya indra yang masih lemah itu. ''Kamu dirumah sakit nak'', jawab ibunya yang kebetulan berada di sampingya. ''Kenapa rumah sakit ini gelap sekali bu''? tanya Indra keheranan. Tak ada seorangpun yang menjawab pertanyaan itu. Yang terdengar adalah isak tangis keluarganya, dan membuat Indra menjadi semakin bingung.


bersambung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar