Selasa, 26 Oktober 2010

SYAIR JIHAD

Apa untuk Jihad di Sana Ada yang Mencari Jalan ?

Bagi setiap musibah ada penghibur yang meringankannya
Tapi bagi yang menimpa Islam tiada penghiburnya
Sampai semua mihrob menangis padahal ia benda mati
Bahkan seluruh mimbar merintih sedangkan ia kayu jati
Seorang `Abid yang tunduk kepada Alloh lagi penuh kekhusyu`an
Sedang air mata dari kedua pipinya bercucuran
Kini masjid-masjid telah menjadi gereja di waktu maghrib
Tidak ada di dalamnya selain lonceng dan kayu salib
Itulah musibah melupakan apa yang telah lalu
Dan tidak mungkin lupa walau waktu telah lama berlalu…
Wahai para penunggang kuda yang kurus kelelahan
Seolah ia burung penyambar dalam bidang pacuan
Wahai para penyandang pedang India yang tajam
Seolah ia bara api di kegelapan malam yang kelam
Wahai orang-orang bercengkrama di belakang sungai karena gembira
Di negerinya mereka memiliki kejayaan dan kuasa…
Apa kalian telah mengetahui berita tentang Islam sekarang
Sungguh para pengendara telah berjalan dengan berita mereka
Sungguh banyak para tokoh meminta bantuan
Sedang mereka tawanan dan terbunuh
Namun tidak bergeming satupun manusia
Kenapa saling memutus dalam Islam di antara kalian
Sedang kalian wahai hamba-hamba Alloh adalah Saudara
Apa tidak ada jiwa-jiwa besar yang memiliki cita-cita
Apa terhadap kebaikan ini ada penolong dan pembela…
Hai orang-orang yang untuk membela suatu kaum telah terpecah banyak golongan
Yang karenanya mereka diserang kekafiran dan kedurjanaan
Kemarin mereka raja-raja di istana mereka
Sekarang dalam belenggu kekafiran mereka menjadi sahaya
Andai engkau melihat mereka bingung tiada penunjuk jalan
Berbagai pakaian kehinaan mereka telah rasakan
Andai engkau lihat tangisan mereka saat diperjual-belikan
Tentu engkau terperangah dan diliputi kepedihan…
Ya Robb, bayi dan sang ibu telah dipisahkan
Sebagaimana ruh telah dijauhkan dari badan
Sang puteri yang tak pernah dilihat matahari dengan terbuka
Seolah ia berlian dan batu permata
Kini digiring si bule sebagai budak seraya dihinakan
Matanya menangis dan hati penuh keheranan
Untuk seperti ini hati luluh karena kesedihan
Andai di hati ini ada Islam dan keimanan
Apa untuk Jihad disana ada yang mencari jalan…
Sungguh surga peristirahatan telah penuh dengan hiasan
Bidadari dan para pelayan telah menengok dari kamar-kamar
Mendapatkan kebaikan ini demi Alloh mereka para pendekar
Kemudian sholawat kepada Al-Mukhtar dari Alloh semoga di limpahkan
Sepanjang angin berhembus dan berguncang dahan pepohonan…
http://www.arrahmah.com/forum/viewthread/6/

BELUM ADA JUDUL

Bintang yang terang
sinarmu sungguh indah
keindahanmu mengingatkan aku
pada seseorang…………
dimana aku sangat merindukannya
malam yang begitu sunyi……….
mengapa dia tak hadir untuk menemaniku
angin yang berhembs dengan kencang……….
Tuhan sampaikan salam ku padanya
bahwa aku sangat merindukannya
kuingin dia selalu mencintaiku
dimanapun dia melangkah
SETIAP KATAKU ADALAH KATA CINTA PADAMU
DIHATIKU HANYA ADA SATU NAMA YAITU KAMU
SETIAP LANGKAHKU HANYA UNTUKMU
AKU HIDUP UNTUK MENCINTAIMU
DAN AKU MATIPUN AKAN AKU KENANG DIRIMU

Kamis, 02 September 2010

SELAMAT TINGGAL KISAH KELAM

Kini ku merasa lebih tegar,
Setelah sekian lama hidupku terkapar,
Kini ku merasa lebih sempurna,
Setelah lama kurasa hidupku hampa,


Ketiadaan dirimu di sisiku bukanlah akhir dari semua,
Namun ku anggap lebih dari awal mimpiku tercipta,
Karena tanpamu ku tlah temukan hidupku,
Yang dulu sempat terenggut oleh segenap egomu.


Selamat tinggal masa lau,
Selamat tinggal hari kelamku,
Ku akan tetap melangkah ke depan,
Dengan membawa harapan dalam genggaman.

Rabu, 01 September 2010

QUERY GRATISAN TELKOMSEL YANG MASIH AKTIF

Sudah lama saya tidak membuat artikel baru di blog ini, bukan karena malas atau kehabisan ide, tetapi karena keadaan dan kesibukan saya akhir-akhir ini, jadi waktu untuk online saya tersita.

Kini akan saya posting artikel baru yang mungkin menarik buat anda, yaitu tentang trik gratisan internet Telkomsel. Jika anda penikmat gratisan dari telkomsel, pasti anda sudah tahu bahwa semua proxy dan port gratis Telkomsel sudah diblock.

Nah, disini saya akan share trik gratisan Telkomsel dengan menggunakan Query.
Query gratisan Telkomsel yang masih bisa jalan yaitu: mini5.opera-mini.net.
mini.opera.com@
get.citrongo.com@

Mungkin sebagian dari anda sudah tahu, itu bukan Query baru. Tetapi walaupun Query lama, ternyata Query tersebut masih ampuh digunakan untuk ngenet gratis, walaupun tidak 100persen, dan sayangnya Query tersebut tidak bisa digunakan untuk download,hanya bisa browsing saja. Tapi lumayanlah daripada boros pulsa.

Selain dengan memggunakan query di atas, gratisan ngenet Telkomsel juga bisa dilakukan dengan menginstal operamini 5.1 beta original yang bertanda tangan Telkomsel.

SELAMAT MENIKMATI

Sabtu, 17 Juli 2010

WANITA DALAM HIDUPKU

Aku Tenggelam dalam Palung Pesonamu
Dalam Torehan dalam rOna Merah Cakrawala Wajahmu
Seakan Tangis dan tawa Menyatu
Yang Takkan terpisahkan Gelombang Samudera Cemburu

Aku terjatuh dari K’tinggian tatapan Matamu
Dalam Pancaran Lukisan binar Purnama di K’dalaman Indah Matamu
Seakan Terhipnotis kilau Senyumanmu
Yang takkan Terhapus Dinginnya Embun- embun Pagi’

Aku terjerembab Semak belukar di Untaian Hitam Rambutmu
Dalam Rengkuhan Sayap-sayap Lembutmu
Seakan terbang di Hembusan Nafasmu
Yang Takkan Terhempas Tiupan Asmara

Aku tau,….
Aku Tlah jatuh Dalam Jurang Cintamu
Kala aku torehkan Namamu Di setiap daun Di istana Mimpiku
Dan Di Setiap Tetesan Darahku……

WAKTU

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….
Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.

Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.
Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.

Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,
Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.


Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.

Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?
Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?

Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu harus mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.

Minggu, 13 Juni 2010

OPERAMINI 4.2 ANTIJOYSYICK

Operamini 4.2 yang satu ini ternyata sudah bisa copy paste layaknya operamini modif v3. Aku yakin beberapa di antara kita pasti memerlukan operamini yang mempunyai fitur copy paste.
Antijoystick, navigasi yang bisa dilakukan oleh keypad angka membuat pergerakan kita menjadi lebih cepat.
Download
http://wapshare.us/uploads/misc/files/Opmod40_test1en.zip


COPAS BY: amadnoy.co.tv

Sabtu, 12 Juni 2010

RINDU TERDALAM

Rindu terdalam
kutemukan cinta..
diantara banyaknya bintang..
Yang ada di angkasa cinta..
namun dia jauh disana..
cinta kita menjadi satu..
Namun engkau jauh..
Dari pandanganku..
Ku hanya terdiam termenung..
kurasakan nafasmu..
Kurasakan getar jantungmu..
Kurasakan manjamu..
Menjadi sebuah rindu bagiku..
Saat aku duduk..
memandang bintang di angkasa..
Entah kenapa air mata..
Jatuh membasahi wajah..
Rindu yang menyesakan dada..
Terlalu dalam di jiwa..
aku tak tahu mengapa..
Bisa terlalu cinta..
Kasih kau begitu jauh dimata..
tapi kau bagaikan nyawa..
Dalam hati terdalam..
Dan tak tergantikan..

CINTA ABADI

Setetes cinta ini..
Ingin ku beri padamu..
Kesetiaan Suci penuh kasih..
Kan kupertahankan Untukmu..
Tak kan ingkar dalam Hati..
Untuk setia berbagi..
Demi cinta suci..
Kaulah cinta sejati..
Walaupun di dunia tak ada keabadian..
tak membuat ku gentar..
Untuk tatap mencinta..
Hingga Akhir ayat..
dunia bisa hancur..
daun bisa gugur..
Tapi satu hal yang abadi untuku..
Cintaku padamu..

Jumat, 14 Mei 2010

LOVE

LOVE

Love is a give...

Yup Thats definetely right..

Cinta adalah rahmat dari-Nya..

Karena dengan cintalah...
Seorang Ibu merelakan jiwanya demi untuk kelahiran buah hatinya...

Karena dengan cintalah...
Seorang ayah, merelakan dirinya berusaha sekuat tenaga demi mencari nafkah untuk anggota keluarganya...

Karena dengan cintalah...
Shalahuddin Al Ayyubi tidak dapat tertawa sebelum mesjid Al - Aqsha dapat dibebaskan untuk menebus cintanya kepada Rabbul Izzati...

Karena dengan cintalah...
Para mujahid dan mujahidah rela mengorbankan harta, jiwa dan raganya untuk dapat mendapat cinta dari Yang Maha Mempunyai Cinta...

Allah...

Ya...

Dia-lah Allah sang Ar Rahman...

Dengan cinta-Nya bumi, langit dan planet melaju dalam alur yang harmonis...

Dengan cinta-Nya angin masih menyapa tetumbuhan dan rerumputan..

Dengan cinta-Nya cahya mentari masih menerpa hangat tubuh kita..

Kepada Allah-lah muara cinta yang Hakiki...

Rabu, 05 Mei 2010

PUISI RAYUAN

Kekasih…
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana
kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan
kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin sayup
kekasih…
karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
meleburkan kebimbangan sang peragu
saat luka kuburkan semburat hasrat perindu
dari kelam kelabu cerita lalu
kekasih…
butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa
kekasih…
sanjung puji dalam serambi janji
terucap lugas pada paras sejati
demi ikrar atas cinta suci
rekatkan dua hati yang terpatri

KEPASTIAN

KEPASTIAN ~  ' Gus Fet

Perpisahan adalah kepastian
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan

Kematian adalah keniscayaan
Tak bisa di tolak, tatkala ia datang
Tak bisa diminta, takala hidup bosan

Perpisahan...oh...kepastian
Kematian...oh...keniscayaan
Janji tuhan, pasti datang
 Hari akhir adalah janji tuhan
Tak mengerti, waktunya kapan datang
Tak tahu diterima, nikmat atau siksaan
Perpisahan adalah kepastian
Kematian adalah keniscayaan

Minggu, 02 Mei 2010

DOA UNTUK ORANG TUA

~ DO’A UNTUK ORANG TUA ~
(Diambil dari syahifah as-Sajjadiyah)
Ya Allah,
Rendahkanlah suaraku bagi mereka,
Perindahlah ucapanku di depan mereka.
Lunakkanlah watakku terhadap mereka dan
Lembutkanlah hatiku untuk mereka.
Ya Allah,
Berilah mereka balasan yang sebaik-baiknya
Atas didikan mereka padaku dan
Pahala yang besar
Atas kesayangan yang mereka limpahkan padaku,
Peliharalah mereka
Sebagaimana mereka memeliharaku.
Ya Allah,
Apa saja gangguan yang telah mereka rasakan,
atau kesusahan yang mereka derita karena aku,
atau hilangnya sesuatu hak mereka karena perbuatanku,
jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa-dosa mereka,
Meningginya kedudukan mereka dan
Bertambahnya pahala kebaikan mereka dengan perkenan-Mu, ya Allah
sebab hanya Engkaulah yang berhak membalas kejahatan
dengan kebaikan berlipat ganda.
Ya Allah,
Bila magfirah-Mu telah mencapai mereka sebelumku,
Izinkanlah mereka memberi syafa’at untukku.
Tetapi jika magfirah-Mu lebih dahulu mencapai diriku,
Maka izinkahlah aku memberi syafa’at untuk mereka,
sehingga kami semua berkumpul
Bersama dengan santunan-Mu
di tempat kediaman yang dinaungi kemulian-Mu, ampunan-Mu serta
rahmat-Mu.
Sesungguhnya Engkaulah
yang memiliki Karunia Maha Agung,
serta anugerah yang tak berakhir dan
Engkaulah yang Maha Pengasih Diantara semua pengasih.

TANPA KEKASIH

Setalah genap sebulan aku jadian dengan Bayu, aku semakin yakin kalau aku nggak salah pilih dan benar-benar sudah menemukan belahan jiwaku, cinta sejatiku, cahaya hidupku, Bayu adalah segalanya bagiku. Aku mencinta dia dan akan selalu menyayangi dia untuk selamanya. Saat ini aku merasa puas karena penantian, dan usahaku selama ini berbuah kebahagiaan.

Telah sekian lama aku merasa menanti Bayu menjadi milikku seutuhnya. Akhirnya, cerita cintaku saat ini sudah happy ending, tingal sekarang aku dan Bayu yang menjalaninya. Dulu kami sering sekali bertengkar, hanya karena hal-hal kecil, kadang kami sampai ribut nggak menentu. Dulu sebagai teman, kami memang bukan teman yang cocok, kami saling menjatuhkan dan saling membenci. Tapi sekarang, benar kata orang-orang, kalau kamu membenci seseorang janganlah kamu sampai terlalu, dan hasilnya sekarang perasaan itu menjadi kebalikan bagi aku dan Bayu, justru kami sekarang saling mencintai dan menyayangi. Tapi yang jelas, aku juga nggak mau kehilangan Bayu, aku takut juga kalau aku terlalu mencintai dan menyayangi dia, bisa jadi aku dan dia akan terpisahkan.


“Hei Ela, kamu lagi ngapain? aku kangen deh sama kamu..”
“Halo Bayu, kan baru kemarin kita ketemu, kamu gimana sih?”
“Ela, kamu baik-baik ya di sana, jaga diri kamu dan jangan pernah lupakan aku ya sayang.”

“Kamu ngomong apa sih Bayu? Kamu ngigau ya?”
“Nggak, maksud aku yah kamu jangan macam-macam di sana, kan di kampus kamu banyak banget tuh cowok-cowok keren, ntar ada yang godain kamu lagi, trus kamu lupain aku.”
“Ha-ha.....ha-ha.... ya nggak dong sayang, aku nggak akan tergoda sama cowok-cowok di kampus ini, nggak ada yang kayak kamu di sini, dan yang aku mau tuh cuma kamu seorang.”

“Hei, kamu udah pintar ngegombal yah, siapa yang ajarin, ayo ngaku?”
“Bayu, kamu apaan sih?! Udah deh, aku mau kamu kasih aku kepercayaan untuk berteman dengan teman-temanku. Asal kamu tau aku berterima kasih banget selama ini sama Tuhan karena aku udah bisa memiliki kamu.”
“Iya Ela, dan asal kamu tau juga cintaku lebih besar dari yang pernah kamu bayangkan selama ini.”

Satu hal inilah yang selalu ditakutkan Bayu, dia selalu bilang aku akan tergoda oleh cowok-cowok di kampus, sementara aku nggak begitu? Justru akulah yang paling takut Bayu yang akan berpaling dariku, dia akan pergi meninggalkanku selamanya, dan cintanya hilang untukku. Bayu sekarang kerja di salah satu perusahaan asing terkemuka di kota ini, sebagai cowok kalau kita melihatnya dengan kesan pertama, dia adalah cowok yang diimpi-impikan semua cewek, karena Bayu punya segalanya, dengan modal wajah yang tampan, prilaku yang baik, kerja yang mapan, akupun takut dia akan pergi dariku, kalau seandainya ada cewek yang lebih menarik dariku, lebih sederajat dengan dia.

Bayu menggenggam tanganku erat sekali, aku merasakan kenyamanan saat dia memegang tanganku. Aku merasakan cintanya begitu kuat untukku. Saat kami masuk ke sebuah toko buku, Bayu bilang dia akan membelikan aku sebuah buku sastra yang dulu sudah pernah dibacanya dan sekrang dia ingin aku juga membaca buku itu. Setelah Bayu membayar buku tersebut, Bayu langsung menyerahkannya padaku. Aku kaget membaca sinopsisnya, ternyata buku itu berisi tentang kekuatan cinta yang tulus, yang akhirnya terpisahkan oleh maut, dan bagaimana sakitnya hati seorang kekasih saat menghadapi peristiwa kematian itu.

“Bayu, kenapa kamu kasih aku buku kayak gini?”
“Ela, aku pengen banget kamu baca buku ini, karena kalau kamu baca buku ini, kamu bakal lebih mengerti lagi apa itu cinta sejati, kamu akan merasakan betapa sangat berartinya orang yang mencintai kamu, pokoknya ceritanya bagus deh, kamu pasti nggak bakalan nyesal kalau baca buku ini, dan setelah membacanya, aku juga yakin kamu akan semakin sayang sama aku, he-he... he-he ...”
“Ih, kamu!! Ke-GR-an banget sih kamu, masa cuma gara-gara baca buku ini aku bisa semakin sayang sama kamu.”

“Eh, benaran, percaya deh sama aku. Kalau nggak, ntar kamu boleh musuhin aku lagi deh kayak dulu.”
“Bayu!! Kamu ngomong apaan sih, ya udah-udah, aku baca bukunya, kamu kira aku bakalan senang yah kalau kita musuhan lagi.”
Bayu aneh sekali hari ini. Tadi siang dia ngomong yang nggak-nggak di telpon, dan malam ini dia juga menyuruhku membaca buku yang isinya aneh, tentang kematian. Tiba-tiba saja jantungku berdegup kencang, kata kematian terasa terngiang-ngiang di telingaku. Entah kenapa aku semakin ketakutan, takut akan kematian, takut akan kehilangan. Peganganku semakin aku kuatkan ke pinggang Bayu, aku peluk pungungnya dan aku sandarkan wajahku ke sana. Aku merasakan lagi kalau aku bersama Bayu, saat ini mungkin Bayu sedang tersenyum karena dia merasakan cintaku besar untuknya.
Sambil mengenderai motornya, sesekali dia menoleh ke belakang untuk melihatku, Bayu seperti orang yang was-was. Aneh, di sepanjang jalan aku terus kepikiran. Dan akhirnya bunyi keras dan goncangan hebat membuat aku kaget, nggak hanya goncangan, tapi sakit yang luar biasa di kepalaku, aku merasakan pusing serasa dunia ini berputar sangat kencang sekali, penglihatanku kabur, aku berusaha untuk menyadarkan diriku sendiri, apa yang sebenarnya terjadi. Tiba-tiba aku melihat Bayu yang sedang tidur di jalanan, samar-samar aku melihat dia seolah-olah tidur nyenyak, aku merasa mimpi, mana mungkin Bayu tidur di jalan, perasaan baru tadi aku boncengan dengan dia. Aku berjalan mendekati dia, tapi orang-orang yang ramai lebih dulu menghampiri dia, aku semakin kesakitan, aku nggak kuat lagi dan akhirnya yang aku lihat hanya kegelapan.

“Ela, kamu nggak apa-apa sayang, ini Mama.”
Aku pandangi wajah Mama. Dia seperti orang yang ketakutan, aku melihat sekelilingku, tiba-tiba aku baru sadar, selintas kejadian tadi malam teringat lagi olehku.
“Ma, Bayu mana? Dia baik-baik aja kan?”
“Ela, nanti aja, kamu istirahat dulu, kamu masih sakit sayang.”
“Nggak Ma, Ela nggak merasa sakit apa-apa, sekarang Ela mau lihat Bayu, dimana dia Ma?”
“Ela, luka kamu belum kering betul, tadi kamu terus-terusan ngigau kalau kamu ngerasain sakit.”
“Ma, Ela nggak ngerasa sakit, benaran, nggak tau kenapa Ela ngerasa sehat dan kuat Ma, sekarang pokoknya Ela mau ketemu Bayu, pasti saat ini dia butuhin Ela banget.”
“Ela, saat ini Bayu nggak butuh siapa-siapa lagi, dia udah aman Ela, dia udah tenang di sana, sekarang udah bahagia dengan kehidupannya sendiri, ada yang menjaga dia di sana.”
“Apa? Apa Ma, maksud Mama? Mama bohong!! Ela nggak percaya, nggak mungkin, nggak mungkin itu terjadi sama Bayu, dia udah janji Ma nggak akan pernah ninggalin Ela, dia sayang Ela, Ela sayang Bayu Ma .... nggak, nggak mungkin....

Teriakanku membuat semua suster datang ke tempatku, mereka berusaha menenangkanku, tapi aku nggak bisa, air mataku mengalir terus tiada hentinya, salah seorang suster baru saja akan memberiku suntikan penenang, tapi cepat-cepat aku elakkan.
“Tolong jangan suster, saat ini aku nggak butuh itu, aku hanya ingin menangis, aku nggak rela, aku marah sama Bayu, kenapa dia berani pergi ninggalin aku, padahal dulu dia udah janji nggak akan pernah pergi dariku, tapi kenapa Bayu bohong, kenapa sekarang justru dia pergi selamanya, dan aku tau dia nggak akan pernah kembali lagi kan untukku? Kenapa kamu tinggalin aku Bayu?”

“Ela, ini udah takdirnya, waktu Bayu udah habis di dunia, kamu jangan pernah marah sama Bayu sayang. Kamu harus yakin kalau sekarang Bayu udah bahagia di sana.”
“Ma, kenapa justru Bayu, kenapa buka Ela aja yang ada di sana? Ela mau kok Ma, Menggantikan Bayu, karena Ela sayang sama Bayu Ma, atau biarkan Ela untuk bersama dia sekarang, Ela pengen menyusul dia Ma, Ela nggak mau hidup di dunia ini tanpa dia, percuma Ma, percuma kalau nggak ada Bayu di sini, hidup Ela nggak ada arti apa-apa.”

Dengan cepat suster-suster itu memegang seluruh tubuhku, dan sesaat kemudian aku tertidur, di alam mimpi Bayu datang padaku. Dengan pakaian yang serba putih Bayu tersenyum padaku, dia berjalan mendekatiku, dia kelihatan senang sekali, seolah-olah dia mendapatkan kebahagiaan yang baru, yang tiada duanya di dunia, melihat Bayu terus-terusan tersenyum, rasanya aku ingin sekali ikut bersama dia, ikut merasakan kebahagiaan yang dia rasakan saat ini. Aku berusaha memeluknya dan menggenggam tangannya, dia membalas pelukanku, dia mendekapku, kembali aku meerasakan kenyamanan bersamanya, aku merasakan dia memberiku kekuatan, ketegaran, dia membelai rambutku dengan penuh rasa sayang, tapi pelan-pelan dia melepaskanku, dia justru menjauh dariku, semakin jauh, jauh dan hilang dari penglihatanku.

Saat aku sadar, aku menangis lagi, aku bukan menangis karena menahan sakit pada kepalaku, tapi aku menangis karena hatiku yang terasa amat sakit. Sekarang dunia bagiku terasa kelam, hujan nggak hanya membasahi bumi, tapi hujan membasahi kehidupanku, hatiku seolah-olah nggak berhenti menangis, menangisi orang yang telah pergi untuk selama-lamanya, dia nggak akan pernah kembali lagi.

Tiba-tiba mataku tertuju pada buku yang ada di atas meja, aku baru ingat kalau itu adalah buku yang dibelikan Bayu kemarin. Aku buka satu demi satu halaman buku itu, beberapa menit kemudian aku tenggelam dalam ceritanya. Aku menangis membaca buku itu, sekilas aku seolah-olah melihat wajah Bayu tersenyum di langit yang mendung di luar sana.

Entah kenapa sekarang aku kembali merasakan kekuatan itu, kekuatan cinta yang diberikan oleh Bayu, aku merasakan dia ada di dekatku, merangkulku, menenangkanku, aku dapat merasakan cinta dan sayangnya. Bayu, aku sangat mencintai dan menyayangi kamu, aku yakin kamu bahagia di sana, walaupun kamu sudah pergi dari kehidupanku, tapi kamu nggak akan pernah pergi dari hatiku, kamu abadi untukku, Bayu. Aku akan buktikan, kematianmu nggak akan pernah mengakhiri cintaku.***

Karya: Eka Fransiska

LELAKI BIASA

Menjelang hari H, Nania masih sukar mengungkapkan alasan kenapa dia mahu menikah dengan lelaki itu. Setelah melihat ke belakang, hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sedar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania.

Mereka ternyata sama herannya.

“Kenapa?” tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.
Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.

Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.
Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yang barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka.

Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.

“Kamu pasti bercanda!”. Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!
“Nania serius!” tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya. “Tidak ada yang lucu,” suara Papa tegas, “Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik!” Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.

“Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan?” Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, “maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?”
Nania terkesima “Kenapa?”

Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik. Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus! Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.
Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki-laki manapun yang kamu mau!

Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata ‘kenapa’ yang barusan Nania lontarkan.
“Nania Cuma mau Rafli,” sahutnya pendek dengan airmata mengambang di kelopak.

Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat.Parah. “Tapi kenapa?” Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa. Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.

“Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!”
Cukup! Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli.
Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya.
Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak ‘luar biasa’. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Disampingnya Nania bahagia. Mereka akhirnya menikah.
***

Setahun pernikahan.
Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.

Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.
“Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.”

Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.
Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.”Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu!”

“Kamu adik kami yang tak hanya cantik, tapi juga pintar!”
“Betul. Kamu adik kami yang cantik, pintar, dan punya kehidupan sukses!”.Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali inidilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.

Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.
Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!.Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan?
Rafli juga pintar!.Tidak sepintarmu, Nania.
Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.

Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses. Tidak sepertimu.
Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.

“Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.”

Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti.
Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang.

“Tak apa,” kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri.
“Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.”
Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik.
“Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya?”

Lalu dia mengelus pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah. Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!

Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania.

Sebab ketika bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.
Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!
Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.

Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik.
Cantik ya? dan kaya!.Tak imbang! Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.
Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak.Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat Nania menangis.
***

Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu dari waktunya.

“Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!”.Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil. Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit.

Hanya waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta orangtua Nania belum satu pun yang datang Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.
“Baru pembukaan satu.”.”Belum ada perubahan, Bu.”

“Sudah bertambah sedikit,” kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.”Sekarang pembukaan satu lebih sedikit.”
Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang tinggi.

Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah,didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset. “Masih pembukaan dua, Pak!”

Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah.Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.

“Bang?”.Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan. “Dokter?” .”Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.”
Mungkin?.Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?. Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun.
Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.
“Pendarahan hebat.”.Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah!

Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.
Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali.
Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka. Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.
Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.
***

Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya.

Tidak sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.
Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil.
Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh.

Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.
Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU.

Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan bercanda mesra.

Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.
“Nania, bangun, Cinta?”

Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan.

Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik, “Nania, bangun, Cinta?”

Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan.
Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.
Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa.

Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur.
Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar.
Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut.

Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.
Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik-bisik.

“Baik banget suaminya!”
“Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!”
“Nania beruntung!”
“Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.”
“Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!”
Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.
Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustrasi, merasa tak berani, merasa?

Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah mereka. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.
Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua, anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.

~ Karya Asma Nadia

Sumber: 10cerpen-cinta.blogspot.com

OPERA MINI 4.2 LABS HANDLER 150

Setelah aku jalan-jalan di blognya kang amadnoy,, aku menemukan aplikasi terbaru dari opera mini,,,,
Mari kita coba sama-sama, ada fitur apa yang terdapat pada operamini handler terbaru ini. Silakan download dan aku tunggu komentarnya.
download zip
atau
download zip/jar

by: amadnoy.co.tv

SEJAK BERSAMAMU

Sejak bersamamu,
Langit jiwaku tak lagi bermuram,
Sejuta cahaya harum menjejalinya,
Menyeruak semerbak penuh makna,
Memekarkan kuntum-kuntum harapan,

Kau bangunkan aku,
Yang terlelap dalam mimpi-mimpi semu,
Kau gandeng hatiku,
Tatkala aku enggan melangkah,
Menuntunku menapaki waktu,
Susuri hari hempaskan keluh,
Menerjang halang rintang tak jenuh,


Sampai saatnya,
Kau benamkan cahaya dalam jiwa,
Hingga ku mampu menyinari tanpa mentari,
Berjalan dalam gelap malam tanpa rembulan.

Sabtu, 01 Mei 2010

HANYA SESAAT

Pertemuanku dengan mas Adi terjadi 2 bulan yang lalu secara tak sengaja kujumpa dia di sekolah putriku.Ya..mas Adi adalah salah satu guru di sekolah putriku.Perasaanku waktu itu entah seperti apa, aku merasa tak pernah merasa sebahagia waktu itu, walau waktu itu mas Adi tak menampakkan reaksi apa-apa waktu bertemu aku.   Mas Adi adalah cinta di masa laluku, yang sulit sekali kulupakan karena dia begitu berarti dalam hidupku walau kini aku telah bersuami, dan akupun tau kalau mas Adi pun telah beristri.Pertemuan kami yang pertama kami hanya saling bertegur sapa tak lupa kami saling bertukar no telp. Ini yang aku suka ternyata mas Adi mau tanya no hp ku walau di wajahnya yg tampak hanya reaksi biasa tanpa ada perubahan yang berarti dalam roman mukanya waktu bertemu aku pertama kali.   Selang 3 hari setelah pertemuanku dengan mas Adi, hp ku berbunyi tanda ada yang menelponku, sungguh tak kuduga ternyata yang menelponku adalah mas Adi, cinta di masa laluku yang mungkin hingga kinipun masih ada cinta untuknya."Hallo bisa bicara dengan vyta" tanya suara di seberang, ya..itu adalah suara mas Adi, suara yang sudah 6 atau 7 tahun lebih tak pernah kudengar."Ya, maaf ini siapa?"tanyaku balik, pura-pura tak tau."Ini aku Vyt,cinta di masa lalumu.Ya Allah mengapa mas Adi bicara seperti itu, apakah di hatinya masih ada cinta untukku sama seperti ku yang masih ada cinta untuknya.   Telp demi telp dari mas Adi sering kuterima, karena aku merasa diperhatikan, beda dengan suamiku yang jarang sekali telp, jangankan telp smspun jarang, ya..mungkin karena pekerjaan suamiku yang seorang pelayar yang jarang ada sinyal bila sedang berada di laut.Dari seringnya kami saling telp dan curhat tentang apa saja yang terjadi di sekeliling kami, aku dan mas Adi jadi semakin dekat rasanya kami kembali ke masa-masa di mana kami dulu pernah menjalin cinta.   Pertama kami janjian tuk bertemu setelah aku jemput putriku, tapi tentunya putriku di rumah bersama neneknya,tak mungkin aku membawa putriku, putriku adalah anak yang cerdas, dia bisa membaca pikiranku seringnya.Pertemuan kami yang pertama sangat kaku, aku tak berani mengungkapkan kegembiraanku bertemu mas Adi, tapi mas adi secara tak kusangka, "Vyt,kamu masih cantik saja walau sudah punya putri yang sudah sekolah, kamu masih sama seperti dulu vyt, tak ada perubahan yang berarti dengan dirimu"Aduhh..gak tau deh gimana raut mukaku waktu itu, aku merasa malu dipuji atau mungkin digombali(orang jawa bilang) oleh orang yang ada di depanku waktu itu."Makasih mas, aku gak sangka mas sekarang jadi guru, padahal waktu itu cita2 mas ingin jadi polisi kan?"tanyaku."Benar Vyt, kita punya cita2 tapi Tuhan juga yang menentukan segalanya, tapi aku bersyukur Vyt, setidaknya aku sudah bisa mewujudkan keinginan almarhummah ibuku tuk jadi pegawai, walau hanya seorang guru."itu kata mas Adi"Ya udah mas kita syukuri apa yang kita peroleh,oh ya giman kabar keluarga mas""aku punya seorang putra vyt,tapi istriku seringnya di rumah ibunya karena ibunya tinggal sendiri, walau kakaknya dekat dengan rumah ibunya tapi tak cocok dengan ibunya, jadi aku sering sendirian di rumah seperti belum punya istri"Tapi mas Bahagia kan"Bahagia gak bahagia Vyt, memang ini yang harus kujalani"Tampak sekali di wajah mas Adi dia kurang bahagia dengan pernikahannya.   Setelah pertemuan kami yang pertama dan mendengar curahan hati mas Adi waktu itu, aku merasa tersentuh dan tak bisa menolak setiap mas Adi telp ataupun mengajak aku keluar, yang aku tau sebenarnya itu tak boleh, tapi aku merasa iba dan rasa cintaku kepada mas Adi masih begitu besar.Telp demi telp pertemuan demi pertemuan makin sering kami lakukan, bahkan orang mengira kalau kami adalah sepasang suami istri karena diantara kami sudah tak ada jarak, mas Adi sering menggandeng tanganku bila kami jalan berdua yang tentunya jauh dari rumah kami masing-masing.Ciumanpun sering mas Adi daratkan bila mengantarkan aku pulang tapi tentu saja aku turun jauh sebelum rumahku, karena aku gak mau orang rumah tau kalau aku telah berselingkuh dengan mas Adi.Mas Adipun sering membelikan apa-apa yang aku inginkan tanpa aku memintanya 2 kali.Mungkin rasa cintaku kepada mas Adi mengalahkan cintaku kepada suamiku yang jauh.Karena perhatiannya, sayang dan cintanya padaku yang hampir setiap hari kurasakan walau hanya lewat telp ataupun sms.   Hingga pada hari itu tak ada telp ataupun sms dari mas Adi sampai 3 hari lamanya, no telp mas Adi selalu tak aktif bila kuhubungi, Hatiku merasa seperti ada yang hilang, aku merasa bahwa mas Adi adalah milikku dan aku ingin setiap hari ada telp ataupun sekedar sms darinya, aku gak mau alasan kalau dia pergi bersama anak dan istrinya, itu pernah dia sampaikan waktu mas Adi menjelang malam baru menelponku, karena biasanya pagi hari Mas Adi sudah menelponku tuk sekedar tanya, apakah aku sudah makan atau  belum, sudah mandi atau belum, praktisnya sehari saja ku tak dengar suara ataupun baca tulisan mas Adi sepertinya di hatiku ada yang hilang, mungkin seperti ketergantungan obat, yang harus setiap hari minumnya.

  Hari ke empat di mana mas Adi telp, mas Adi memberikan alasan yang sama kalau dia sedang bepergian bersama anak dan istrinya ke luar kota jadi tak mungkin baginya tuk menelponku, itu katanya, sungguh ku tak bisa terima, kalau kupikir gak adakah waktu hanya tuk sekedar kirim sms, tapi ya...aku maklum , aku hanyalah orang ketiga yang bila mas Adi ingin saja dia menelponku ataupun kirim sms, tp bila dia sudah berkumpul dengan istri dan anaknya dia lupakan aku.Mungkin ku harus ambil keputusan sebelum rasa cinta ku kepada mas Adi sedemikian besarnya.Ya..aku harus cepat mengakhiri hubungan terlarang ini sebelum istri mas Adi tau begitu juga suamiku juga keluargaku tau.

  Setelah ku ambil keputusan itu, kuberanikan diri mengajak mas Adi bertemu, dan kusampaikan keputusanku padanya, sungguh tak kuduga"Maafkan aku Vyt, aku tak bermaksud melupakanmu, aku masih sangat sayang kamu, tolong Vyt, biarkan ini berjalan seperti biasa, aku janji akan setiap hari menelponmu, kamu beda Vyt dengan istriku, kamu masih selalu di hatiku sampai sekarang."itu yang mas Adi katakan, tapi aku sudah bulat dengan keputusanku"Aku sudah tak bisa lagi mas, aku takut rasa cintaku padamu semakin besar dan bila suatu saat kamu kembali seutuhnya pada keluargamu, akan merasa sangat kehilangan mas, sama seperti kemarin 3 hari, sama sekali mas tak menghubungiku, maafkan aku mas, aku tetap sayang mas, tapi biarkan rasa sayang ini kusimpan dalam hati, aku ingin mas pun berbuat sama seperti aku, sepandai pandainya tupai melompat , suatu saat akan jatuh juga.Aku gak ingin masing-masing dari keluarga kita hancur mas meskipun kita masih saling sayang dan cinta.OK Vyt bila itu memang keinginanmu dan untuk kebaikan kita, tapi aku akan tetap simpan cintamu dalam hatiku Vyt, sampai kapanpun."    

SUMBER: cerpen.net
PENULIS: Liza

SENYUMLAH TEMAN

Skripsi masih terbengkalai, laporan masih terbengkalai, tugas-tugas kuliah pun masih terbengkalai, dan sekarang muncul pula masalah yang memusingkan kepala. Dia datang dengan wajah cemberut yang duh…. Aku tak suka, wajah itu mengingatkan aku pada musuh-musuh palestina, dia seakan ingin memangsa diriku sampai tak berdaya.
Gayanya, senyum sinisnya, bicaranya, diamnya, dan aku muak pada semua yang berhubungan dengannya. Iya, aku tau, dia sahabatku, sahabat yang selama ini ada di sampingku, berjuang dan hidup di tempat yang sama, bahkan tak jarang makan dan tidur bersama. Tapi sedihnya kebersamaan yang indah itu harus terenggut begitu saja, kami mengalami perang dingin semenjak kebersamaan itu terekat semakin indah. Awalnya tidak ada yang salah, kami tetap seperti dulu akrab dan selalu bersama, di mana-mana berdua, di mana diri ini berada di situ pun ada dia. Tapi seketika bencana datang menghadang, ombak yang besar menghancurkan sendi-sendi persahabatan kami, yang ada hanya puing-puing tak berarti.
Aku sedih!
Iya, aku sangat sedih. Dalam waktu sekejap persahabatan yang indah itu hancur berkeping-keping. Wajah manis berubah menakutkan, tak ada kata yang keluar dari bibirku dan bibirnya. Bibir itu mengatup tanpa komando. Kebahagiaan berubah menjadi kesedihan. Kebersamaan berubah menjadi perpisahan. Meski raga bersatu tapi jiwa terpisah.
Sering aku bertanya di hati, kenapa ini bisa terjadi? Mengapa kesedihan yang sama harus terulang kembali, mengapa harus ada kesedihan setelah kesedihan itu pergi.
Tapi, tak ada jawaban!
Pertanyaan hanya tinggal tanya. Aku tetaplah insan lemah yang tak punya daya. Aku tidak bisa mengelak dari bencana itu.
"Vit, besok kita ngajar harus pake media, tadi siang Buk Lila pesan." Aku beranikan diri menghampirinya. Aku harus bisa melawan syetan itu. Aku tidak mau dicap sebagai orang yang suka memutuskan tali silaturrahmi. Seperti sabda Nabi dalam sebuah hadistnya : "Tidak akan masuk surga orang yang mendiamkan saudaranya selama lebih dari 3 hari."
Percuma beribadah sepanjang masa kalau akhirnya tetap masuk neraka. Itulah kenapa aku mati-matian ungkapkan sepatah dua patah kata padanya. Aku tidak peduli apakah dia mau dengar atau tidak, ditanggapi atau tidak aku tidak peduli. Biar saja, yang penting tugas dan kewajibanku selesai.
Dia mengangguk sambil bergumam pelan, aku tidak sempat mendengar gumaman itu karena aku terlanjur mengangkat kaki dari sana, aku tak punya daya untuk terus menopang kaki di tempat itu.
Tak ada ucapan terima kasih yang aku dengar dari bibirnya. Biarlah! Aku tidak butuh ucapan terima kasih itu, yang pasti aku lega karena kewajiban itu berhasil aku tunaikan. Setidaknya aku tidak akan masuk neraka karenanya. Itu saja!
Lambat laun perang dingin itu tercium juga. Aku ditemui Soleha setelah shalat magrib berjamaah di Mushala.
"Uni ada masalah ya sama Ni Vita?" tanyanya sambil mengulurkan tangan bersalaman setelah shalat. Mau tidak mau aku harus jujur.
"Iya, Uni juga nggak tau kenapa bisa terjadi." Ujarku.
"Awalnya gimana kejadiannya Uni?" Soleha balik bertanya.
"Uni rasa karena masalah kemaren, dia nanya tapi Uni menanggapinya kurang ramah. Seharusnya dia juga ngerti Uni lagi panik."
"Uni napa jawabnya kurang ramah?" Protes Soleha.
"Uni kesal aja, dia nggak sopan nanya ma Uni. Mang dia anggap Uni apa?" Aku balik protes.
"Soleha tau, semuanya terjadi karena uni sama-sama panik. Itu biasa kok ni, sekarang Uni lupakan saja masalah itu. Kembalilah bersikap biasa, bersahabatlah seperti dulu. Soleha nggak suka Uni seperti itu, Uni teladan bagi kami. Masa seorang kakak memberikan contoh yang tidak baik pada adik-adiknya."
"Sebenarnya Uni memang salah, seharusnya Uni bersikap bijaksana, tidak boleh membalas keegoan dengan keegoan yang lain."
"Nah, tu…. Uni tau sendiri. Sekarang uni harus seperti dulu lagi, sapa dan bicaralah dengannya. Jangan takut dicuekin… itu tantangan mulia bagi uni. Ayo Uni-ku… berjuanglah! Sangat mulia orang yang menghubungkan silaturrahmi." Soleha menasihatiku. Aku bersyukur punya adik yang perhatian dan suka mengingatkan. Dia memang soleha yang solehah.
"Makasih sayang ya… Uni akan berjuang mengembalikan jalinan itu kembali. Mohon doanya Dek…"
***
Aku menggerakkan bibir sambil membentuknya menjadi lebih indah, itu senyuman paling manis yang aku ciptakan. Aku berharap senyuman itu bisa meluluhkan hatinya. Tapi ternyata senyum itu hanya tinggal senyum, senyuman manisku teracuhkan begitu saja, dia melengah tanpa membalas sedikitpun. Hati menyuruh sabar, sabar dan tetap sabar.
Perjuangan belum usai!
Aku tidak boleh menyerah….
Aku harus tetap berjuang sampai senyuman manisku di balas dengan senyuman yang paling manis.
"Oya, Vit… besok materi ajar kita tentang khutbah, tabligh dan dakwah." Lagi-lagi senyumku mengembang sambil menyapanya. Aku bersyukur punya bahan pembicaraan supaya bisa berbicara dengannya. Dia diam saja, lagi-lagi tanpa ucapan terima kasih! Ah, sudah biasa!
Hari ini kos-an sepi, sunyi, tak ada suara-suara yang berarti. Mungkin semua warga sibuk denga mata kuliah di kampus. Aku tau, di kamar sebelah ada Vita. Aku juga tau, hanya aku dan vita yang tersisa di kos-an hari ini. Kebetulan sama-sama punya jadwal libur. ketua pamong bersabda, mahasiswa PPL diberi tenggang sekali seminggu supaya tidak terlalu capek, maklumlah baru praktek. Insyaallah kalau nanti telah resmi jadi buk guru baru lah standby tiap hari di sekolah.
Hari ini ada seminar proposal teman, aku harus menghadirinya. Tidak adil kalau sempat tidak hadir di hari perjuangannya, toh… dia pun hadir ketika aku diseminarkan minggu lalu.
"Vit, Ana ke kampus dulu ya… Rodi seminar jam sembilan ini." Lagi-lagi aku tabah-tabahkan hati setelah sekali lagi di cuekin. Di hati aku berdoa semoga Allah melembutkan hatinya dan bisa menerima aku kembali menjadi sahabatnya. Sayang, persahabatan indah itu harus pupus di tengah jalan setelah sekian lama membinanya.
***
"Boleh bicara, Vit?" aku menghampirinya di kamar. Dia cuek, tanpa menoleh sama sekali, matanya lekat tertuju ke monitor komputer.
"Vit, kamu dengar suara aku kan?" kali ini suaraku terdengar serak. Sedih sekali di cuekin seperti ini.
"Mau ngomong apa?" itu suara Vita. Alhamdulillah akhirnya suara itu terdengar juga. Setelah sekian lama aku menantinya.
"Kita tidak boleh seperti ini terus Vit… diam-diaman tanpa kenal dosa. Sedih hati ini Vit, kita bersahabat sejak lama, sayang hanya karena masalah sepele kita bermusuhan seperti ini. Mari kita rajut kembali benang-benang itu menjadi tali ukhuwah yang lebih indah, mari kita bina persahabatan kita kembali." Airmataku berjatuhan dari pelupuknya. Airmata itu mengalir mengairi pipi mulusku lalu merembes ke sela-sela jilbab ungu yang aku pakai. "Rabb, hati ini sedih sekali." Bathinku pelan.
"Terserahlah…." Hanya itu jawaban darinya.
"Terserah apanya Vit?"
"Ya… terserah!"
"Kamu nggak boleh seperti itu Vit, kasihlah komentar harus seperti apa hubungan kita, harus di bawa kemana persahabatan kita?"
"Up to you!" Itu jawaban singkat yang betul-betul menyinggung perasaanku. Sedikitpun dia tidak menghargai aku sebagai sahabatnya. Dari jawaban ketus itu aku bisa mengambil kesimpulan bahwa vita tak lagi menganggap diriku sahabatnya.
"Terima kasih Vit atas jawabanmu, setidaknya aku tau apa yang harus aku lakukan setelah ini. Maaf kalau selama ini aku tidak bisa menjadi sahabat yang baik bagimu, maaf  kalau selama ini aku sering repotkanmu dan maaf  kalau aku harus mengambil keputusan yang aku sendiri tak sanggup melakukannya. Tapi sanggup tak sanggup aku harus tetap menjalankannya. Airmata bertambah deras membasahi pipi, suaraku gemetar tak terhingga. Sebelum beranjak aku kuatkan hati untuk mengulurkan tangan ingin bersalaman, mungkin jabat tangan terakhir. Alhamdulillah, dia menyambutnya walaupun hanya sekilas saja.
Aku beranjak ke kamar dengan hati pilu. Keputusanku sudah bulat, aku harus hijrah ke tempat lain. Aku tidak mau menjadi sumber masalah di sini. Mengalah bukan berarti kalah bukan??    

SUMBER: cerpen.net
PENULIS: Rika Aryani

PENANTIAN YANG MENYAKITKAN

Detik telah berganti menjadi menit lalu jam dan menjadi hari lalu keminggu selanjutnya menjadi bulan. Aku masih di sini menanti sebuah jawaban. Jika bukan karena cinta tak mungkin aku dapat bertahan, menunggu sesuatu yang tak pasti. Hanya harapan dari sebuah janji yang keluar dari bibir yang manis sekali. Bagai mantra sihir yang mampu membuatku terpaku dan selalu berharap akan kehadirannya. Atas nama cinta dan kesetiaan begitu klasik memang, tapi itulah kebodohanku. Sebuah kebodohan yang menurutku lebih baik dari pada aku harus berkhianat. Angga adalah sosok seorang yang dapat aku banggakan, walaupun bukan orang berada namun ia mempunyai semangat dan selalu optimis dengan hidup, tak ada yang disesali  dalam hidupnya. Mungkin itu bentuk syukurnya, sikapnya yang selalu berpikir poitif yang membuatku menjadi simpatik. Hanya kekuatan hati dan keyakinan yang aku miliki, aku selalu berharap bahwa dia akan kembali dengan sebuah harapan yang sangat aku nantikan tentunya. Entah sampai kapan namun aku yakin suatu hari. Resahku, hampir setiap malam menemani tidurku, menemani sepiku yang berakhir dan berubah menjadi isak tangis yang aku sendiri tidak tahu, kenapa aku menangis. Terkadang terbesit untuk hengkang dari janji itu namun bisikan hati melarangku. Entah keterpaksan atau tidak, yang pasti aku merasa ini ketulusan. Walau bulan menjadi tahun dan kabar tentangnya tak jua sampai padaku namun aku tak pernah berprasangka buruk tentangnya. “Kamu itu tolol” kata Vina padaku. Dia lah sahabat karibku yang selalu menasehati dan memperhatikanku.“Memang, tapi aku tidak mau dibilang penghianat oleh Angga” Jawabku lemah.“Memang kamu tahu, kalau di sana Angga setia? Hah?! Sit!” Lanjut Vina dengan wajah  bersungut.“Aku gak tahu, namun aku tak berani untuk menuduhnya dengan pikiran-pikiran seperti itu yang akan mempengaruhi kepercayaanku” Jawabku dengan mata berkaca.“Win, Win….” Vina menggelengkan kepala. Ia merasa capek menasehati aku agar dapat melupakan Angga dan ia mengharapkan agar aku mencoba untuk bisa mencintai orang lain Memang beralasan nasehat Vina, karena selama 3 tahun Angga tak pernah memberikan kabar. Setidaknya tempat dimana dia sekarang ini berada. Surat yang ia tinggalkan ketika akan pergi hanya berisi “berjanjilah sayang untuk setia dan sabar menantiku, suatu hari aku akan datang menemui kamu lalu kita akan hidup bersama”  Tiga tahun bukan waktu yang sebentar, harapan itu tak juga datang. Sedikit demi sedikit terkikis juga dalam hatiku. Kuliahku sebulan lagi selesai dan orang tuaku pasti akan menanyakan tentang masa depanku dan pendampinku. Meskipun orang tuaku tidak pernah memaksakan atau menjodohkan aku, namun diusiaku yang tidak lagi muda menjadi sesuatu beban juga dalam pikiranku. Apalagi kekolotan dalam keluarga besarku yang selalu membicarakan saudaranya sendiri jika ada cela dalam salah satu keluarganya. Perawan tua merupakan aib besar dalam keluargaku. Orang tuaku merasa takut dan malu jika anaknya selalu menjadi gunjingan ketika ada acara besar keluarga. Bisik-bisik yang menyakitkan. Aku pasti akan dibilang sok cantik pilih-pilih pula dalam mencari jodoh. Perawan tua lah, dan entah apa lagi cemoohannya. Batinku semakin berat, hanya pada Tuhan aku berharap semoga aku tabah menjalani ini semua. Karena rasa ini Dia-lah yang menciptakan. Suatu hari pasti akan aku temui harapanku, hanya itu yang menjadi motivasiku. Ketakutanku akhirnya terjadi juga. Setelah lulus kuliah, aku langsung diterima kerja disebuah perusahaan swasta, namun penantianku tak juga mendapat kepastian. Aku mulai dicerca oleh gunjingan. Orang tuaku semakin merasa tertekan, rasa malu mulai merambat benak mereka. Berkali-kali bapak bertanya tentang kehidupanku kedepan. Aku hanya menjawab belum waktunya, karena yang aku tunggu belum juga datang. Dan aku meyakinkan pada mereka bahwa pasti aku akan menikah, tapi tidak secepatnya. Tak tahan dengan gunjingan saudara-saudara penyakit jantung bapak kambuh, dan harus dirawat intensif di rumah sakit. Disela sakitnya bapak memintaku agar jangan pilih-pilih tebu dalam memilih suami, nanti malah keburukan yang akan didapat. Kata-kata bapak membuat dadaku sesak. Aku tidak pilih-pilih dalam hal itu, aku hanya ingin menepati janji untuk menunggu orang yang sudah kupilih untuk menjadi pendapingku.“Angga?, kenapa kamu tak pernah mau mengerti tentang resah ini” Ratapku. Sebagai anak satu-satunya, perempuan pula, apa yang harus aku lakukan?, selama aku hidup rasanya belum pernah membahagiakan orang tuaku. Pikiranku saat ini adalah apakah aku siap jika menikah dengan orang selain Angga? Itu yang menjadi bebanku. Aku takut jika kelak ia kembali dan mendapatkan aku sudah menikah dengan orang lain. Tak dapat kubayangkan hancurnya perasaannya. Aku benar-benar tidak tega jika perjuangannya selama ini hancur seketika hanya gara-gara aku menghianatinya. Namun harus bagaimana aku ini?. Dengan sangat terpaksa aku berbohong, aku bilang pada bapak akan dilamar 3 bulan lagi. Mendengar tuturku wajah bapak berseri seminggu kemudian bapak sembuh. Aku bahagia, namun juga panik dan sedih. Dalam tiga bulan?, akankah Angga datang. Sedang hingga saat ini tak juga aku dapatkan alamatnya. Dalam waktu yang kurasa singkat apakah aku bisa mencintai orang lain selain Angga.“Ya. Allah, aku pasrah padaMu” masalah ini betul-betul sangat menekan perasaanku. Tubuhku semakin kurus kurasakan. Setiap malam kegelisahan merayap berlahan, membuahkan sebuah tangis lirih yang sangat mengiris hati. Mataku tidak akan terpejam sebelum shalat subuh aku kerjakan. Aku benar-benar tidak dapat lagi berfikir dengan tenang. Bayangan Angga, Bapak dan saudara-saudara, melintas bergantian. “Angga, jika bukan karna janji aku tak akan seperti ini, jika bukan karena cinta aku tidak akan setia menunggumu walau tanpa kepastian darimu” desahku sambil berlinang air mata. Aku tatap wajah Angga yang tersenyum manis di balik bingkai kaca di atas meja sudut samping tempat tidurku.****Senja ini gerimis, aku pulang dari tempat kerjaku 1 jam lebih awal. Karena mendadak kepalaku pusing dan pandanganku berkunang-kunang. Aku harus menuruni tangga keluar dari kantorku. Di atas anak tangga aku berhenti. Tiba-tiba aku merasa disekitarku gelap. Tangan kokoh memegang lenganku dan memapahku turun berlahan, lalu didudukan aku di kursi ruang lobi.“Ambilkan air putih” samar suara laki-laki ku dengar. Segera seorang OB membawa segelas air putih, tak menunggu lama air putih yang telah dipegang laki-laki itu telah menempel dibibirku. “Minum win, biar tenang dan jantungmu stabil”Ucapnya. Antara sadar dan tidak aku meneguk sedikit demi sedikit air putih yang disodorkan dibibirku. Rasa dingin segar mengalir kekrongkongan lalu nafasku lega dan detak jantungku tak lagi berdebar. Berlahan ku buka mataku.“Pak Hendra!” Pekikku kaget.“Ada apa dengan saya pak?” Aku masih merasa heran.“Kamu hampir jatuh dari tangga Win, dan kebetulan saat itu saya tepat ada dibelakangmu” Terang pak Hendra.“Terima kasih pak, maaf sekali. saya memang selalu merepotkan” Ucapku kaku. “Sudah, jangan seperti itu. Ini kebetulan saja. Badanmu masih lemah. Kebetulan saya akan keluar menemui clien sekalian saya antar kamu pulang, ayo..mobil sudah menunggu di depan” Tawar pak Hendra ramah. “Terima kasih banyak pak, tapi biarlah saya naik bus saja, saya sudah biasa seperti ini” Tolakku tulus.Aku merasa malu, Pak Hendra adalah bosku. “Sudahlah, menolak berarti kamu tidak menghargai saya” Ucapnya benar-benar membuat aku tak bisa menolak lagi. Aku hanya mengangguk dan berjalan berlahan menuju mobil sedan hitam mengkilat mewah. Di dalam mobil mewah ini, tubuhku seakan mengigil, entah karena dinginnya AC atau karena kegrogianku. Aku gemetar, namun gemetarku tak sampai terlihat oleh pak Hendra karena beliau duduk didepanku. Pak Hendra yang masih muda menjadi bosku. Umurnya sekitar 31 tahuan, selisih 3 tahun denganku. Sungguh laki-laki yang sempurna, wajahnya tampan, cerdas, baik hati, ramah dan dia adalah sosok pemimpin yang bijaksana. Mungkin perusahaan ini maju pesat, karena dipimpin oleh orang yang tepat. Orang yang cerdas dan mampu membuat semua karyawannya mempunyai jiwa loyalitas yang tinggi. Pendekatan yang sangat jarang dimiliki oleh para bos diluaran sana. Pak Hendra, seorang pengusaha muda yang sukses. Namun, tetap saja tak ada kesempurnaan dalam diri setiap manusia. Entah kenapa sampai saat ini Pak Hendra belum juga menikah. Padahal tidak ada lagi yang menjadi pertimbangan untuknya mencari wanita. Sampai saat ini, gosippun tak terdengar kalau dia mempunyai seorang kekasih. Bersama wanitapun tidak pernah ada yang melihat. Kebiasaan buruk memang, dan tidak enak jika anak buah tidak membicarakan bosnya, entah itu membicarakan tentang kebaikannya atau keburukannya dan ini sudah menjadi kebiasaan bagi semua anak buah dimanapun. Yang menjadi topik pembicaraan tempatku bekerja hanyalah tentang kesendirian Pak Hendra. Terkadang terdengar dari salah satu karyawan mengatakan pak Hendra itu Gay, ada juga yang mengatakan Pak Hendra itu trauma, dan banyak lagi pendapat-pendapat tentang kesendirian Pak Hendra dan selalu menjadi topik hangat setiap hari. Pak Hendra tidak risih, itu yang menjadi keseganan kami. Ia hanya tersenyum saat ada yang kepergok sedang membicarakannya. Aku sendiri berprediksi kalau pak Hendra itu trauma dengan wanita. Mungkin karena dia pernah dikhianati atau pernah disakiti oleh wanita. Tapi wanita tolol mana yang sampai menyiakan cinta pak Hendra. Memang tidak ada habisnya untuk membicarakan orang lain, sampai masalah dalam diri sendiri lupa. Sepanjang perjalanan aku bungkam dan pak Hendra hanya berbicara dengan klien lewat Hpnya. Setengah jam mobil mewah ini berjalan gerimis tak juga reda, suasana kelabu semakin terasa dingin namun menyegarkan.“Di depan gang itu saja pak saya turun” Ucapku memecah keheningan.“Tapi rumahmu masuk kan?” Tanya pak Hendra“Ia pak” jawabku singkat“Ya sudah sekalian saja sampai depan rumahmu” Ucap pak Hendra tegas.“Tapi pak, nanti bapak terlambat menemui klien.”“Tidak jauh kan?, ini masih grimis nanti tambah sakit kamu win”Aku benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi. Tepat didepan rumah mobil berhenti. Susana rumahku lengang. Ini sudah biasa, aku keluar dari dalam mobil mewah pak Hendra mengantarku sampai depan pintu rumah. Perasaan malu sangat aku rasakan entah kenapa. Pintu terbuka sebelum aku sempat memencet bel, kepala ibu menyebul dari balik pintu. Terlihat dari wajahnya ada keterkejutan melihat aku dan Pak Hendra dan senyumnya menggambarkan harapan dan kebahagiaan. Ibu menatapku, lalu memegang wajahku.“Kamu pucat sekali, kamu sakit sayang?” Ucap ibu lembut namun penuh dengan kekhwatiran.“Iya bu, Windi tadi pingsan dikantor, dan kebetulan saya memang akan keluar untuk menemui klien jadi sekalian antar Windi” sambar Pak Hendra.“Aduh terima kasih mas” Ucap ibu tulus. Pak Hendra mengulurkan tangan.“Saya Hendra bu, teman kerjanya Windi” Ucap Pak Hendra setengah berbohong.“O, ya mari masuk dulu” Tawar ibu bukan basa-basi.“Terima kasih bu, saya buru-buru” Tolak Pak Hendra disertai senyum khasnya, senyuman yang menawan setiap orang yang melihatnya.“Maaf ya nak Hendra sudah merepotkan” Ucap ibu tulus“O, tidak apa-apa bu, saya pamit assalamualaikum” Pak Hendra berlalu setengah berlari menuju mobilnya karena gerimis semakin deras mengguyur.“Walaikumsalam” Jawab ibu dan aku bersamaan. Aku dipapah ibu ke kamar, punggung tangan ibu menempel dikeningku.“Badanmu panas win” Ucapnya Panik“Win sudah minum obat kok bu, hanya kelelahan saja, istirahat dulu ya bu, Win capek” Ucapku lemah.Ibu hanya mengangguk sambil menyelimuti tubuhku lalu mengecuk keningku. ****Pagi yang cerah, tubuhku sudah sehat terasa. Aku buka jendela kamar dan sinar matahari pagi menerobos masuk menghangatkan ruang kamarku. Masih dipinggir jendela aku tersenyum melihat sisa embun di ujung daun jeruk nipis kemilau tersinar matahari bagai mutiara murni. Ibu sengaja menanam pohon-pohon di samping rumah karena ibu mencintai kehijauan. Lagi pula sejuk rasanya kalau ada pohon-pohon didekat rumah, rumah jadi sehat dan asri. Sisa gerimis semalam ternyata menyegarkan suasana pagi. Belum puas aku menikmati segarnya pagi suara bel berbunyi. Terpaksa aku keluar kamar namun ibu sudah lebih dulu sampai di ruang tamu. Aku lihat ibu menyibakan tirai jendela sebelum mebukakan pintu.“E..nak Hendra, mari masuk” Ucap ibu. Aku terkejut bukan kepalang. Pagi-pagi begini Pak Hendra kerumahku. Aku belum sempat cuci muka, apalagi mandi. Aku benar-benar panik segera aku ambil handuk yang menggantung di balik pintu kamarku, setengah berlari aku masuk kamar mandi. Ibu sudah sudah asik ngobrol pagi-pagi dengan Pak Hendra.“Win Sudah sehat bu?” Tanya Pak Hendra.“Sudah, sebentar saya panggilkan” Jawab ibu sambil berlalu menuju kamarku. Aku keluar dari kamar mandi, ibu langsung mendekati aku.“Win, Hendra datang. Siapa dia?” pertanyaan Ibu mengejutkan aku.“Pak Hendra adalah bosku bu” jawabku.“Bos mu?, “ ibu mengerutkan kening“Iya, kalau nggak percaya liahat nanti apa yang kami bicarakan” Aku keluar kamar dan menemui Pak Hendra“Pak Hendra. Maaf saya baru mandi. “ Sapaku. Pak Hendra menatapku dengan tatapan yang tidak biasa menurutku. Tajam namun teduh. Ada setitik kecemasan dan keceriaan di sana.“O, sudah sehat Win?”“Alhamdulilah pak. Ini ada apa pagi-pagi sekali?” tanyaku heran.“Saya hanya ingin jenguk kamu, kalau kamu sudah sehat ya sekalian kita bareng ke kantor” Ucapnya lagi-lagi membuat aku tak bisa menolaknya. Ibu yang mendengar pembicaraanku mengangguk percaya dengan penjelasanku, sambil membawa segelas teh hangat ia menyuruhku agar cepat berkemas. “Diminum nak Hendra” “Terima kasih, wah jadi merepotkan ini” katanya disertai senyumIbu ikut tersenyum.“Tidak, tidak merepotkan justru kami yang merepotkan. Sampai seorang bos menjemput anak buahnya” Tawa pun pecah.“Ah Windi pasti cerita siapa saya ya bu?”“Iya, habis ibu penasaran. Karena Windi tidak biasanya pulang dengan seorang laki-laki.” Ucap ibu serius“Oya. Windi tidak pernah di antar atau di jemput pacarnya atau teman laki-laki?” Tanya Hendra penasaran.“Pacar?, Windi kok punya pacar gadis rumahan seperti Windi tidak akan punya pacar, sebab tidak ada yang tahu kalau rumah ini punya anak gadis. Berangkat kerja pagi pulang sore dan hari minggu ndekem aja dikamar.  Gimana mau ada laki-laki yang tahu” Jawab ibu panjang. Pak Hendra hanya manggut-manggut. Aku keluar sudah dengan pakaian kerjaku. Baju blazer hitam, kaca mata dan tas menyangkut dipundakku. Setelah berpamitan aku dan Pak Hendra menuju mobil mewah yang sudah parkir di depan rumah.Walau segan aku coba bersikap biasa saja ketika ada di dalam mobil mewah pak Hendra. Sejak saat itu hari-hariku menjadi hari-hari yang aneh. Sebab Pak Hendra setiap pagi menjemputku dan pulang selalu bersamaku. Aku menjadi gosip palih hot di kantor.“Wah ketiban duren nih” Ledek Indri teman kerjaku.“Iya sakit banget” Balas canda ku. Dua bulan setengah. Waktu singkat menurutku. Pak Hendra beranikan diri untuk melamarku. Entah rasa apa yang aku rasakan yang pasti panik, sedih, senang bahagia bangga bercampur aduk jadi satu. Kemarin aku sendiri yang bilang perempuan mana yang tolol menolak pak Hendra yang begitu kaya, baik tampak dan cerdas. Sekarang masalahku bertambah. Yang kuharapkan tak juga datang, hadir Pak Hendra yang dapat membuat kedua orang tuaku merasa bangga dan bahagia. Walaupun kesempurnaan terdapat pada diri pak Hendra namun hati ku tak tergoda sedikitpun. Hatiku masih saja menyebut-nyebut nama Angga. Aku benar-benar tak dapat melupakannya. Ini cinta bagiku, karena statusnya tak dapat digantikan oleh siapapun dan apapun. Rasa yang aku miliki pada Angga tak ku miliki pada diri Pak Hendra. Kenapa?. Hal ini yang aku takutkan, aku takut ada keterpaksaan pada hatiku, meskipun sudah sekuat tenaga aku paksakan untuk dapat menerima Pak Hendra dengan harapan aku bisa jatuh cinta karena kesempurnaannya. Tapi tetap tidak bisa. Angga satu-satunya yang aku cintai. Namun, hingga saat ini tak juga ada kabar tentangnya. Pertimbanganku sudah pas. Karena aku minta pada pak Hendra tunggu tepat tiga bulan.“Pak Maaf, saya minta agar pas tiga bulan baru saya akan beri tahu jawabannya” Kataku pak hendrapun setuju. Kini waktunya telah tiba dan jawaban harus aku berikan pada pak Hendra. Bayangan orang tuaku yang bangga dan bahagia membuatku ingin menerima lamaran Pak Hendra, bayangan saudara-saudaraku yang mengejekku dan mentertawakan aku memotivasi aku untuk menerima Pak Hendra dan bayangan Angga yang tersenyum? Aduh,. Membuat perih dadaku.“Maaf kan aku sayang?, tidak bisa memegang janjiku. Bayak alasan yang aku berikan untukmu, kenapa aku ingkari janji ini” desahku. Aku terima lamaran Pak Hendra. Seminggu lagi aku menikah. Dapat dibayangkan bagaimana resepsi pernikahan orang-orang kaya. Semua ternyata sudah dipersiapkan Pak Hendra jauh sebelum dia melamarku. Aku benar-benar tidak menyakan, selama ini Pak Hendra benar-benar memperhatikan aku. Akad nikah dimulai, aku pejamkan mataku. Bayangan Angga datang , aku buka mataku bersama air mata menitik di sudut mataku. Aku benar-benar merasa hina karena semua cinta dan kesetiaanku aku lepas begitu saja. Aku seorang penghianat. Akad nikah selesai, aku dan Pak Hendrapun duduk di pelaminan para tamu undangan menyantap menu yang disediakan, aluan musik klasik menambah keromantisan. Batinku tidak di sini tapi entah dimana, aku resah dan rasa bersalah meyelimuti hatiku. Sebelum bertemu Angga aku tidak akan lepas dari semua dosa ini. Hanya kata maaf yang aku butuhkan dari Angga. Tapi kapan, dimana?. Aku benar-benar tersiksa. Pestapun hampir usai mobil sedan mewah berhenti. Seorang laki-laki keluar dari dalam mobil. Aku tercengang melihatnya. “Angga…” tak sadar aku berdiri tak peduli Pak Hendra melihatku heran.Angga melangkah, dengan tegang tak ada senyum dibibirnya. Ia langsung kepelaminan menjabat tangan Pak Hendra“Selamat” katanyaLalu kepadaku dan meyelipkan lipatan kertas“Penghianat” ucapnya lirih. Aku benar-benar merasa malu, sakit dan kesal. Kenapa ia baru datang ketika aku sudah ada di pelaminan. Kenapa.? Kenapa?..” jerit batinku.Angga melangkah meninggalkan kami dan menuju mobil mewah. Lalu melesat pergi. Surat Angga aku baca di kamar mandi.“aku tak menyangka, hari ketika aku kembali kau sudah ada yang punya. Aku merasa bersalah kenapa tak ada kabar buatmu. Itu pasti alasan mu kenapa kamu menikah. Aku mengerti, tapi kamu tidak akan pernah mengerti kenapa aku tak berikan kabar buatmu. Aku sudah berjanji. Semua yang aku lakukan demi kamu, buat kamu dan karena kamu. Keberhasilanku karena kamu, terima kasih. Tapi semua ini untuk apa? Orang yang aku cintai dan yang berhak menerima ini semua telah pergi. Maafkan aku Windi. Aku doakan semoga kamu dapat bahagia dengannya.” Aku terisak, sedih dan entah apa lagi yang aku rasakan. Semua ini sudah aku bayangkan. Namun kenyataannya lebih sakit. Sangat meyakitkan. Orang yang aku dambakan, kembali dan terlambat haya beberapa jam. Seandainya dia datang sebelum akad nikah dimulai aku akan korbankan maluku untuknya. Tapi ini kehendakNya. Aku yakin.            


SUMBER: cerpen.net

GRATISAN TELKOMSEL UPDATE MEI 2010

-=query tsel=-
ns1-mms.telkomsel.com@
get.citrongo.com@
srv20001.citrongo.com@
mini.opera.com@
m.google.com@
-=pakai port: 80 =-
192.18.102.59
221.132.192.17
202.3.212.5
202.3.213.5
202.3.219.14
202.3.219.16
202.150.217.75
202.150.217.76
202.3.208.70
221.132.192.27
202.3.208.129
202.3.219.6
202.3.213.6
10.89.150.48
202.53.226.163
61.6.613.35
202.57.10.243
211.138.124.196
195.149.136.53
41.203.85.116
62.193.229.38
150.254.30.55
212.189.4.72
-=Pakai Port 8080 =-
210.212.214.184
118.97.64.71
116.66.207.70
201.234.207.178
125.163.204.126
125.167.109.224
190.66.22.170
masih dalam tahap penjajalan
192.18.102.59 : 443
202.162.35.15 : 3128
77.20.185.240 : 8000
74.87.151.149 : 8000
semoga berhasil…

SUMBER: amadnoy.co.tv


TRIK GRATIS INTERNET XL UPDATE MEI 2010

Barusan aku mampir di blog amadnoy.co.tv , malah nemu trik gratisan terbaru... langsung saja aku share disini:
1.Settingan  pada opmin handler 4.2
front que n middle que:
wap1.xl.co.id/life tidak pake @(at )
catatan: jika gagal ganti front que dan
midlle que:64.62.211.236 tidak pake @
http server & socket tmbahin di
dpn:64.62.211.236@))
host: 64.255.180.77
host alternatif: 195.189.142.132
2.Settingan untuk opera mini 5 beta 2
handler:
server
http=http://wap1.xl.co.id/vp/index.do
host=http://mini5beta.opera-mini.net:80
buat download gratis juga dengan catatan
dari opmin
3.Settingan khusus UCWeb 6.3  XL
Front que=64.62.211.235
Remove string=10.0.0.172
Remove port=centang
laen’a kosongin!
4.Lewat browser bawaan langsung tulis
url berikut ini:
64.62.211.000.t9space.com/power/s/http/url
tujuan
» Http server : http://wap.xl.co.id
» Socket server :
socket://server4.operamini.com:1080
» Midle query : 80@wap.xl.co.id
» Host : server4.operamini.com
Trix Bolt 1.70
» Use proxy : pilih HTTP
» Proxy server : wap.xl.co.id
Trix Ucweb 7.0
» Midlle Query : 80@wap.xl.co.id
» Proxy server : ucfly.com
Trix mig33 4.20
» Front Query : wap.xl.co.id
» Host : gateway.mig33.com
Trix Morange 5.03
» F.Query : wap.xl.co.id
» Host : teamowap.morange.com
Trix ebuddy 1.50
» F.Query : wap.xl.co.id
» host : gateway.ebuddy.com
Trix google maps
» F.Query : wap.xl.co.id
» Host : maps.google.com
Trix snaptu 1.9
» F.Query : wap.xl.co.id
» Use proxy : HTTP
» Proxy server : dmg.snaptu.com
Trix togo TV
» Midlle : 80@wap.xl.co.id
» HTTP proxy server : wap.xl.co.id
Cara alternatif lain untuk XL
Opmin 4.2
HTTP SERVER :
http://wap.xl.co.id/coresdp/portal/index.jsp@server4.operamini.com:80
SOCKET :
socket://server4.operamini.com:1080
HOST : 64.255.180.77
FRONT QUERY :
wap.xl.co.id/coresdp/portal/index.jsp@
Opmin 5beta2
HTTP SERVER :
http://wap.xl.co.id/coresdp/portal/index.jsp@mini5beta.operamini.net:80
SOCKET :
socket://mini5beta.operamini.net:1080
HOST : 64.255.180.77
FRONT QUERY :
wap.xl.co.id/coresdp/portal/index.jsp@
Bolt, Mig33, Ebuddy dan Snaptu
HOST : 64.255.180.77
FRONT QUERY :
wap.xl.co.id/coresdp/portal/index.jsp@

Jumat, 30 April 2010

PALSU

Kau berikan padaku,
setangkai mawar,
sebagai pertimbangan untukku,
juga sebagai harga tawar….
Kau tuliskan untukku,
secarik kata puisi,
untukku darimu,
untuk ungkapkan yg terganti….
Seperti mawar yg kau beri,
secarik puisi yg kau beri,
dan semua rasa yg telah kau tunjukan….
Tapi,
ku tak’an pernah tahu,
bahwa itu semua hanyalah,
PALSU

SEBUAH HARAPAN YANG SIRNA

Kujalani hari-hariku penuh duri
dgn melangkah penuh harapan.
Walau banyak aral dan tantangan yang harus kutempuh,
namun semangatku tak pernah pudar.
Tak peduli hujan atau kemarau, aku selalu bertekad
tuk menggapai cinta darimu.
Namun.. Apa yg terjadi.? Semua berakhir dengan sia-sia yg membawa luka dan air mata.
Oh.. Andai saja kamu dapat melihat bekasnya,
Cukup dalam luka yg kau goreskan.
Yg membuatku patah dalam harapan.
Dalam runduk ku terdiam. Kini kusadari sendiri.
Tuk menggapai cintamu,
kini kubersiap menuju sunyi tanpa nama dan cintamu lagi...

RINDUKU PADAMU

Kerinduan tanpa batas menghantui hari-hariku menembus
alam dimensi pikiran ku…….
Kerinduan tanpa batas membawaku jatuh ke garis titik nadir
kehidupan ini….
Sepatah kata rindu yang terucap dari suara hati ku terbawa oleh angin malam dalam mimpi indah mu…..
Semakin berulang kali kata rindu terucap dalam benak ku,
semakin aku terbangun memikirkan mu….
Rasa rindu ini berkecamuk dalam sanubari ini membuat raga ini tak berdaya melawan bayang – bayang wajah mu yang selalu mengikuti ku….
Semakin hari rasa kerinduan ini merusak sayap-sayap patahku, Semakin aku terbang jauh ke langit ketujuh lalu jatuh terhempas kehadapanmu…
Sebuah kata rindu yang tidak dapat dilukiskan oleh seribu bait-bait syair seorang pujangga tanpa nama….
sebuah kata rindu yang tidak dapat diukir oleh seribu pahatan seorang seniman tanpa nama……………
biarlah senandung kisah rindu ini menemani khayalan ku…..
saat aku berbicara pada dinding – dinding kamar menyebut nama mu selalu…….

TERSUNGKUR SUJUD DALAM SAJADAH BUMI-MU

Judul: Tersungkur Sujud dalam Ssajadah BUMI-MU
Oleh: Afri Yendra
Pagi yang cerah ketika burung-burung meliuk diangkasa
Bersembunyi diawan-awan putih pada pelataran birunya langit
Bak bersautan dengan tengadahnya tanganku menjulang tinggi
Alunan dzikirku melebihi riuhnya nyanyian mega
Dalam rasa dalam jiwa qalbuku melebihi dalamnya samudera
Tetesdarah rindu bolak balik dalam bongkahan hati
Semakin jernih sampai dijantungtubuh dan,
Duduk terdiam dalam nadi qalbuku.
Helahan nafas silih berganti berirama mengeringi nyanyian zikir
Semakin jauh masuk dalam qalbujiwaku akhirnya sampai pada ruhqalbuku.
Semakin dalam semakin jernih darahrinduku, dan…
Semakin tenang bermukim rinduku pada-Mu.
Rabbi,
Kadang kakiku sudah mulai gontai dilangkahkan,
Kadang nafasku mulai sesak,
Itu tubuh milik-Mu.
Tapi Rab,
Kaki jantungku semakin tegap melangkah
Nafas qlbujiwaku semakin teratur
Mengiringi tetesdarah rindu menuju Arsy-Mu
Ohh, melayangkan jauh melebihi burung-brung itu
Bersautanlah rindu cinta dalam rulqalbu jiwaku
Keharibaan-Mu melebih sautan mega dalam pelataran langit biru.
Aku tertegun dalam aliran nada dzikir,
Tersungkur sujud dalam sajadah bumi-Mu.
Berlipattangan dalam dekapan rindu,
Tersenyum dalam lambaian wajah-Mu dihatiku
Satu kata,…. satu kalimah,….. satu rasa…..
Yang mengantarkan melayang jiwakurinduku pada-Mu
Laa Ilaaha Illa Allah.

BOLT 2.02 HANDLER UI 143

Ini adalah versi terbaru dari bolt. Silahkan download di sini;

download :
BOLT 2.02 HANDLER 143
BOLT 2.02 LOW HANDLER 143

sumber: amadnoy.co.tv

SETIAP HARI

setiap hari aku mengucapkan
hanya pada-Mu aku menyembah
namun setiap hari pula
wajah dunia lebih tergambar di jiwa
setiap saat aku menghirup nafas udara-Mu
ringan tanpa ada beban
tapi setiap saat pula
diriku berat melaksanakan kewajiban
setiap detik aku diintai kematian
datang tanpa diundang, hadir walau diusir
namun setiap detik pula
aku melangkah melupakannya tiada resah
setiap hari …

Selasa, 06 April 2010

TUHAN, TITIPKAN JAWABANYA PADA SANG SURYA

Judul: “Tuhan, Titipkan Jawabannya pada sang Surya
Oleh: “Filial Sa’adillah”
Tuhan, aku mengerti,
Kau takkan pernah memberikan ujian kepada hambamu melebihi kemampuannya.
Tuhan, mengapa berat cinta ini tuk meyakinkan hati ini bahwa ia mencintaiku setulus dan sepenuh hatinya.
Tuhan, mengapa begitu tampak sulit baginya tuk lupakan masa lalunya meski aku selalu ada di sisinya dan di hatinya.
Tuhan, mengapa begitu tampak ketidaksempurnaan cintanya padaku jika ia masih saja mengusik otaknya dengan semua tentang masa lalunya.
Begitu berartikah masalalunya itu, hingga aku tak dapat luluhkan semua itu dari pikirannya.
Jika benar tuhan,
Tolong, berikan aku petunjuk untuk menjadi berarti seperti itu.
Tuhan, jika aku memikirkan ia, apakah mungkin ia juga memikirkanku.
Dan lebih manakah kadar ia mencintaiku dan mengingatku daripada masa lalunya itu.
Tuhan, apakah mungkin, aku hanyalah sesosok tempat berlindung dari masa lalunya itu dan tak sama sekali ia mencintaiku.
Tuhan, apakah mungkin aku hanya dapat  memberi kebahagiaan padanya sementara saja, dan lebih banyak masa lalunya yang mengisi jiwa dan hatinya.
Tuhan, semudah itukah dia mengungkit tentang masa lalunya di depanku seperti kemudahan aku menutupi perasaan sakitku ketika ia ungkit semua masa lalunya itu?
Tuhan, berikan jawabannya pada matahari, aku tau, tak cukup pagi siang dan sore untuk tau semua jawaban itu, tp meskipun matahari hanya sebatas senja hari, aku yakin ia akan sampaikan jawaban itu pada rembulan melalui sinarnya yang kan di pantulkan bulan kepadaku.
Tuhan, tolong hentikan tangisanku ini, karena aku tau dia tak pernah menangisiku seperti ini, ia hanya tau tangisan untuk tentang masa lalunya itu.
Tuhan, seraya Kau kabulkan doaku, tolong sampaikan pesan batinku padanya tentang permohonanku padanya tuk lupakan masa lalunya demi dia, agar dia dapat bahagia bersamaku.

TIPS MENGHEMAT BATERAI PONSEL

Bagi yang memiliki kebiasaan berjam-jam dengan ponsel, tentu yang menjadi musuh utama tak lain adalah habis baterai alias ngedrop. Kalau sudah ngedrop, apa boleh buat. Pastinya, mesti menunggu berjam-jam lagi untuk mengisi ulang.
Relakan kenikmatan dan kenyamanan Anda terpotong untuk beberapa jam. Terlebih lagi jika  daya baterai habis di saat penting atau di dalam perjalanan, kesal hati dibuatnya.
Dan tahukah Anda, ternyata seringkali baterai habis bukan lantaran kerap dipake menelepon. Melainkan, ada beberapa fitur dan layanan di ponsel yang turut serta memakan daya baterai ponsel Anda.
Nah¸untuk menghindari ihwal membosankan sepert itu, berikut ini ada sejumlah cara untuk menhindari dan mengurangi penggunaaan baterai di ponsel Anda.
Berikut uraiannya:
Redupkan lampu layar
Ada baiknya redupkan lampu layar ponsel jika berada dalam ruangan yang gelap ataupun redup. Cara ini akan cukup membantu mengurangi penggunaan daya baterai yang diserap oleh lampu tersebut. Lagipula, keberadaan lampu layar di ruangan minim cahaya tidak terlalu krusial. Pasalnya, lampu utama dalam ponsel cukup mampu mensupport cahaya yang dibutuhkan ponsel.
Kurangi volume
Lagi tanggung mendengarkan musik dari radio, mp3 ataupun video, supaya tak boros baterai pelankan volumenya. Tentunya, baterai akan lebih hemat lagi jika multimedia tadi dimatikan.
Cek Email Manual
Di kebanyakan ponsel pintar user dimanjakan dengan layanan push email. Tapi tahukah Anda, jika layanan tersebut ternyata menyedot energi. Nah, pilih mana ponsel pintar Anda jadi ‘mayat’ lantaran habis baterai, atau ponsel Anda tetap prima, meskipun Anda harus cek email secara manual.
Ups, jangan lupa matikan jaringan nirkabel Cek ponsel Anda, apakah jaringan nirkabel aktif atau tidak. Jika memang aktif, segera matikan. Seringkali kita lupa menon-aktifkan Bluetooth ataupun Wi-Fi. Pengkatifan jaringan nirkabel akan menyedot energi baterai.
Cek Baterai
Bagi para pengguna ponsel pintar, cara ini bisa dilakukan dengan memasang aplikasi indikator energi baterai. Terdapat beberapa aplikasi yang menginformasikan kondisi daya baterai ponsel Anda.

UCWEB 7.2 BETA HANDLER

UCWEB adalah browser yang disediakan dalam berbagai platform, Java dan Symbian. Pada kedua platform tersebut, browser UCWEB ini mempunyai pengalaman yang luar biasa. Terutama dalam kasus download manager. Fitur tambahan download manager adalah salah satu keuntungan utama dari UCWEB. Download manajer mampu mengelola download seperti jeda atau melanjutkan download.. Nah kali ini UCWEB versi terbaru yang dikeluarkan, yang 7.2 Versi beta. UCWEB Dalam versi terbaru baru ini memperkenalkan banyak fitur yang pasti akan memuaskan Anda ketika melakukan akses internet.
DOWNLOAD UCWEB 7.2 BETA HANDLER

Jumat, 02 April 2010

QUERY GRATISAN TELKOMSEL UPDATE 31 MARET 2010

Lagi-lagi operator terbesar di Indonesia ini harus kebobolan. Karena telah banyak bugs provider yang terbuka, sehingga memudahkan pencari gratisan menemukan celahnya, alhasil kini ada satu lagi query yang bisa digunakan untuk berinternetan gratis dengan memakai aplikasi handler tentunya. Langsung saja saya kasih querynya yaitu::
mini.opera.com@

Walaupun query itu memakai nama operamini, namun bisa juga digunakan di aplikasi handler lain, saya sudah mencoba di mig33, dan hasilnya menawan.

Kamis, 01 April 2010

KU MENCINTAIMU

Embun pagi rebah dalam rengkuhan sejuknya pagi,
Lembaran hari kemarin biarlah berlalu,
Dan hari ini..
Kita masih akan tetap melangkah,
Seiring sejalan menyibak waktu yang kian melaju,

Kasih..
Ijinkan aku..
Ijinkan aku tetap bersamamu,
Tetap dalam pelukan kasih dan sayangmu,

Akankah langkah kita tetap satu..??
Suka,tawa,serta duka kita bagi bersama,
Langkahmu menjanjikan ketulusan perlindungan,
Dan langkah demi langkahku selalu tersimpan ''cinta'',''kasih sayang'',dan ''kesetiaan''..
Semua itu hanya untukmu,
Karena aku mencintaimu...

Minggu, 28 Maret 2010

BOLT V.2.00 HANDLER

To install BOLT 2.0 Beta on your phone, click the appropriate download link below and follow the onscreen instructions on your phone until the installation process is complete.
For your device, we recommend you install the signed versions (dual signed, VeriSign, or Thawte) in the order that they appear below first. If you have any trouble installing any of these three versions, install the unsigned version.
Dual Signed Version: Dual Signed Version
VeriSign Signed Version: VeriSign Signed Version
Thawte Signed Version: Thawte Signed Version
Unsigned Version: Unsigned Version
If none of the above BOLT versions work with your device, please try downloading the lightweight version, BOLT lite.
BOLT lite has been optimized to install and run on entry-level mobile devices with limited memory and system resources, while retaining most of BOLT’s feature set.
Dual Signed Lite Version: Dual Signed Lite Version
VeriSign Signed Lite Version: VeriSign Signed Lite Version
Thawte Signed Lite Version: Thawte Signed Lite Version
Unsigned Lite Version: Unsigned Lite Version

Langsung ke tkp
DOWNLOAD BOLT 2.0 HANDLER UI 143




By: amadnoy.co.tv

OPMIN LABS HANDLER UI 145 REVISI 4 BY ANTOFUNGKY


Mar 24, 2010

OM 4.2 Lab0 Handler UI145 Naruto Revisi 4 by antofungky







Download In PC
or
Download In HP

OPMIN 3.12 FINAL MODIF BY ANTOFUNGKY


Mar 24, 2010

Opera Mini Mod 3.12 Final Fix



 http://yuwaku.files.wordpress.com/2009/08/operamini-mod.jpg

or


Ini sengaja saya copas dari antofungky.blogspot.com