Senin, 30 November 2009

JALAN HIDUP ZAKY bag. 2

Setelah hampir sejam Zaky dan Adinda di dalam kamar, akhirnya mereka keluar. Sekujur tubuh mereka nampak basah oleh keringat. Kemudian Adinda pun berpisah dengan Zaky, Zaky langsung bergegas menuju pelabuhan karena taku akan ketinggalan kapal.

''eh.. darimana aja loe'' tanya Abdul kepada Zaky yang terlihat merapikan resleting celananya itu.
'' biasa sob.. gw abis naik kapal mengarungi samudra cinta.. hehehe..''.
''wah.. gila loe, pasti loe abis zinah kan ama cewek tadi''..
''yo'a.. gila bener si Adinda, udah 2 thn gw gak mæn ama dia, tapi gairahnya di ranjang masih sama kayak yang dulu''..
''astaghfirloh... Jek jek.. kapan loe mau tobat''?..

Zaky nampak cengar cengir seakan tak mau peduli dengan ucapan kedua kawannya itu. Dia terlihat bangga dengan perbuatan nista yang baru saja ia lakukan dengan Adinda.

Mengetahui temannya telah melakukan perbuatan dosa dan tak mensucikan diri, timbul perasaan cemas pada hati Abdul. Dia membayangkan jika nanti di tengah perjalanan terjadi sesuatu yang buruk pada kapal yang mereka tumpangi, tentu seluruh penumpang yang tak berdosa akan ikut menjadi korban. Dan itu akibat Zaky yang masih dalam keadaan kotor ikut menjadi penumpang di kapal itu.

Terlebih saat kapal yang mereka tumpangi telah siap berangkat. Abdul semakin cemas, fikiranya campur aduk tak karu karuan, takut,ragu, gelisah terus menghujam diri Abdul.

''ya Allah.. maafkan kesalahan Zaky ya Allah, jangan engkau turunkan azab untuk kami ya Allah''.. Abdul berdoa dalam hatinya.


Kapal akhirnya melaju dengan cepat, tapi tiba-tiba di tengah perjalanan terjadi tragedi mengerikan. Kapal yang di tumpangi Abdul dan kawan-kawannya terhempas oleh badai yang amat besar, kapal itu terombang-ambing di tengah lautan luas. Seketika jeritan histeris terdengar dari seluruh sudut kapal. Angin kencang serta hujan deras kali itu membuat seisi kapal panik dan ketakutan.

''ya Allah.. jika ini memang kehendak-MU, kami rela ya Allah, kami adalah milik-MU, dan hanya pada-MU kami kembali''..
Abdul terus berdoa tanpa henti, mulutnya komat kamit tak karuan. Ternyata kecemasanya semenjak dari pelabuhan itu memang terjadi. Namun di sisi lain, Zaky nampak biasa-biasa saja, tak sedikitpun ketakutan terlihat dari wajahnya. Entah apa yang ia fikirkan, atau mungkin ia masih memikirkan kenikmatan yang diperolehnya dari Adinda.


Selang beberapa waktu, badaipun reda, kapal kembali melanjutkan perjalanan hingga akhirnya berlabuh di pelabuhan Mera

Tidak ada komentar:

Posting Komentar