Sabtu, 01 Mei 2010

HANYA SESAAT

Pertemuanku dengan mas Adi terjadi 2 bulan yang lalu secara tak sengaja kujumpa dia di sekolah putriku.Ya..mas Adi adalah salah satu guru di sekolah putriku.Perasaanku waktu itu entah seperti apa, aku merasa tak pernah merasa sebahagia waktu itu, walau waktu itu mas Adi tak menampakkan reaksi apa-apa waktu bertemu aku.   Mas Adi adalah cinta di masa laluku, yang sulit sekali kulupakan karena dia begitu berarti dalam hidupku walau kini aku telah bersuami, dan akupun tau kalau mas Adi pun telah beristri.Pertemuan kami yang pertama kami hanya saling bertegur sapa tak lupa kami saling bertukar no telp. Ini yang aku suka ternyata mas Adi mau tanya no hp ku walau di wajahnya yg tampak hanya reaksi biasa tanpa ada perubahan yang berarti dalam roman mukanya waktu bertemu aku pertama kali.   Selang 3 hari setelah pertemuanku dengan mas Adi, hp ku berbunyi tanda ada yang menelponku, sungguh tak kuduga ternyata yang menelponku adalah mas Adi, cinta di masa laluku yang mungkin hingga kinipun masih ada cinta untuknya."Hallo bisa bicara dengan vyta" tanya suara di seberang, ya..itu adalah suara mas Adi, suara yang sudah 6 atau 7 tahun lebih tak pernah kudengar."Ya, maaf ini siapa?"tanyaku balik, pura-pura tak tau."Ini aku Vyt,cinta di masa lalumu.Ya Allah mengapa mas Adi bicara seperti itu, apakah di hatinya masih ada cinta untukku sama seperti ku yang masih ada cinta untuknya.   Telp demi telp dari mas Adi sering kuterima, karena aku merasa diperhatikan, beda dengan suamiku yang jarang sekali telp, jangankan telp smspun jarang, ya..mungkin karena pekerjaan suamiku yang seorang pelayar yang jarang ada sinyal bila sedang berada di laut.Dari seringnya kami saling telp dan curhat tentang apa saja yang terjadi di sekeliling kami, aku dan mas Adi jadi semakin dekat rasanya kami kembali ke masa-masa di mana kami dulu pernah menjalin cinta.   Pertama kami janjian tuk bertemu setelah aku jemput putriku, tapi tentunya putriku di rumah bersama neneknya,tak mungkin aku membawa putriku, putriku adalah anak yang cerdas, dia bisa membaca pikiranku seringnya.Pertemuan kami yang pertama sangat kaku, aku tak berani mengungkapkan kegembiraanku bertemu mas Adi, tapi mas adi secara tak kusangka, "Vyt,kamu masih cantik saja walau sudah punya putri yang sudah sekolah, kamu masih sama seperti dulu vyt, tak ada perubahan yang berarti dengan dirimu"Aduhh..gak tau deh gimana raut mukaku waktu itu, aku merasa malu dipuji atau mungkin digombali(orang jawa bilang) oleh orang yang ada di depanku waktu itu."Makasih mas, aku gak sangka mas sekarang jadi guru, padahal waktu itu cita2 mas ingin jadi polisi kan?"tanyaku."Benar Vyt, kita punya cita2 tapi Tuhan juga yang menentukan segalanya, tapi aku bersyukur Vyt, setidaknya aku sudah bisa mewujudkan keinginan almarhummah ibuku tuk jadi pegawai, walau hanya seorang guru."itu kata mas Adi"Ya udah mas kita syukuri apa yang kita peroleh,oh ya giman kabar keluarga mas""aku punya seorang putra vyt,tapi istriku seringnya di rumah ibunya karena ibunya tinggal sendiri, walau kakaknya dekat dengan rumah ibunya tapi tak cocok dengan ibunya, jadi aku sering sendirian di rumah seperti belum punya istri"Tapi mas Bahagia kan"Bahagia gak bahagia Vyt, memang ini yang harus kujalani"Tampak sekali di wajah mas Adi dia kurang bahagia dengan pernikahannya.   Setelah pertemuan kami yang pertama dan mendengar curahan hati mas Adi waktu itu, aku merasa tersentuh dan tak bisa menolak setiap mas Adi telp ataupun mengajak aku keluar, yang aku tau sebenarnya itu tak boleh, tapi aku merasa iba dan rasa cintaku kepada mas Adi masih begitu besar.Telp demi telp pertemuan demi pertemuan makin sering kami lakukan, bahkan orang mengira kalau kami adalah sepasang suami istri karena diantara kami sudah tak ada jarak, mas Adi sering menggandeng tanganku bila kami jalan berdua yang tentunya jauh dari rumah kami masing-masing.Ciumanpun sering mas Adi daratkan bila mengantarkan aku pulang tapi tentu saja aku turun jauh sebelum rumahku, karena aku gak mau orang rumah tau kalau aku telah berselingkuh dengan mas Adi.Mas Adipun sering membelikan apa-apa yang aku inginkan tanpa aku memintanya 2 kali.Mungkin rasa cintaku kepada mas Adi mengalahkan cintaku kepada suamiku yang jauh.Karena perhatiannya, sayang dan cintanya padaku yang hampir setiap hari kurasakan walau hanya lewat telp ataupun sms.   Hingga pada hari itu tak ada telp ataupun sms dari mas Adi sampai 3 hari lamanya, no telp mas Adi selalu tak aktif bila kuhubungi, Hatiku merasa seperti ada yang hilang, aku merasa bahwa mas Adi adalah milikku dan aku ingin setiap hari ada telp ataupun sekedar sms darinya, aku gak mau alasan kalau dia pergi bersama anak dan istrinya, itu pernah dia sampaikan waktu mas Adi menjelang malam baru menelponku, karena biasanya pagi hari Mas Adi sudah menelponku tuk sekedar tanya, apakah aku sudah makan atau  belum, sudah mandi atau belum, praktisnya sehari saja ku tak dengar suara ataupun baca tulisan mas Adi sepertinya di hatiku ada yang hilang, mungkin seperti ketergantungan obat, yang harus setiap hari minumnya.

  Hari ke empat di mana mas Adi telp, mas Adi memberikan alasan yang sama kalau dia sedang bepergian bersama anak dan istrinya ke luar kota jadi tak mungkin baginya tuk menelponku, itu katanya, sungguh ku tak bisa terima, kalau kupikir gak adakah waktu hanya tuk sekedar kirim sms, tapi ya...aku maklum , aku hanyalah orang ketiga yang bila mas Adi ingin saja dia menelponku ataupun kirim sms, tp bila dia sudah berkumpul dengan istri dan anaknya dia lupakan aku.Mungkin ku harus ambil keputusan sebelum rasa cinta ku kepada mas Adi sedemikian besarnya.Ya..aku harus cepat mengakhiri hubungan terlarang ini sebelum istri mas Adi tau begitu juga suamiku juga keluargaku tau.

  Setelah ku ambil keputusan itu, kuberanikan diri mengajak mas Adi bertemu, dan kusampaikan keputusanku padanya, sungguh tak kuduga"Maafkan aku Vyt, aku tak bermaksud melupakanmu, aku masih sangat sayang kamu, tolong Vyt, biarkan ini berjalan seperti biasa, aku janji akan setiap hari menelponmu, kamu beda Vyt dengan istriku, kamu masih selalu di hatiku sampai sekarang."itu yang mas Adi katakan, tapi aku sudah bulat dengan keputusanku"Aku sudah tak bisa lagi mas, aku takut rasa cintaku padamu semakin besar dan bila suatu saat kamu kembali seutuhnya pada keluargamu, akan merasa sangat kehilangan mas, sama seperti kemarin 3 hari, sama sekali mas tak menghubungiku, maafkan aku mas, aku tetap sayang mas, tapi biarkan rasa sayang ini kusimpan dalam hati, aku ingin mas pun berbuat sama seperti aku, sepandai pandainya tupai melompat , suatu saat akan jatuh juga.Aku gak ingin masing-masing dari keluarga kita hancur mas meskipun kita masih saling sayang dan cinta.OK Vyt bila itu memang keinginanmu dan untuk kebaikan kita, tapi aku akan tetap simpan cintamu dalam hatiku Vyt, sampai kapanpun."    

SUMBER: cerpen.net
PENULIS: Liza

Tidak ada komentar:

Posting Komentar